IsLam inSide

IsLam inSide

Selasa, 03 Januari 2012

PROBLEMATIKA DIKOTOMI KEILMUAN DAN SOLUSI ISLAM

Begitu banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan sebagainya.
Salah satu dalam masalah di atas adalah rendahnya kualitas belajar siswa. Hal tersebut juga berkaitan dengan berbagai materi yang siswa terima di sekolah/lembaga pendidikan yang mereka ikuti. Di antara problematikanya adalah muatan pelajaran yang overload/muatan materi yang berlebihan. Hal tersebut dapat membebani siswa sehingga mereka merasa amat  berat saat belajar. Selain itu, muatan  belajar yang overload juga akan membuat siswa tidak menguasai disiplin keilmuan secara utuh.

Beberapa solusi yang dapat dilakukan menurut nilai-nilai Islam di antaranya;
Yang pertama adalah dengan membangun mental dan motivasi belajar yang ikhlas dan kuat pada siswa. Sehingga ketika siswa ikhlas dalam belajar, tidak akan membuat mereka merasa berat. Kedua, mengurangi beban pelajaran dengan cara memperhatikan aspek psikologis belajar siswa. Karena melalui aspek psikologi dapat menentukan materi-materi yang sesuai dan tidak membebani siswa. Ketiga, sebaiknya metode pembelajaran harus menyenangkan dan menantang minat siswa. Dengan menyenangkan dan membuat siswa tertantang untuk mencari atau menemukan pemecahan masalah dapat meningkatkan minat serta keinginan mereka untuk belajar. Keempat, sebaiknya muatan pelajaran harus memperhatikan aspek-aspek mana yang penting dipelajari (prioritasilmu), serta memperhatikan aspek kebutuhan zaman akan ilmu tersebut. Misalnya, pada muatan pelajaran matematika di universitas yang berganti-ganti dalam jangka waktu tertentu. Seperti perkembangan industri yang terjadi saat ini, sehingga muatan materinya disesuaikan dengan kebutuhan industri tersebut.

Problematika yang juga dihadapi dalam pendidikan adalah dikotomi keilmuan. Hal tersebut dapat melahirkan sosok peserta didik yang tidak memiliki keilmuan yang utuh dan kepribadian yang terpecah. Sehingga siswa memiliki kemampuan yang baik dalam keilmuan sains dan teknologi pada umumnya tapi tidak dengan akhlaknya.
             
            Beberapa solusi yang dapat dilakukan, di antaranya adalah;
Pertama, sebaiknya harus mengajarkan ilmu-ilmu umum dan ilmu agama dengan komposisi yang tidak terlalu diskriminatif (satuan jamnya harus seimbang di antara keduanya). Bahkan seharusnya ilmu agama itulah yang harus diprioritaskan karena ilmu agama yang menjadi dasar bagi  ilmu-ilmu umum.
Kedua, sebaiknya jangan menggunakan istilah ilmu umum dan ilmu agama karena seolah-seolah ilmu umum itu tidak berkaitan dengan ilmu agama. Jadi istilah yang tepat adalahi lmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu khifayah dalam konteks klasifikasi ilmu (bukan dikotomi ilmu) menurut Imam al-Ghazali. Berdasarkan takaran kewajibannya, ilmu dibagi dalam dua kategori, yaitu:
1.      Ilmu yang termasuk fardhu ‘ain (kewajiban individual); artinya wajib dipelajari setiap Muslim, yaitu tsaqofah Islam yang terdiri dari konsepsi, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab, sirah Nabi saw., Ulumul Quran, Tahfizh al-Quran, ulumul hadis, ushul fikih, dll.
2.      Ilmu yang dikategorikan fardhu kifayah (kewajiban kolektif); biasanya ilmu-ilmu yang mencakup sains dan teknologi serta ilmu terapan-keterampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dan lain-lain.

Problematika yang selanjutnya adalah kurangnya materi yang diperlukan peserta didik untuk memiliki keterampilan yang memadai bila terjun langsung (bekerja) di masyarakat. Terutama terkait materi yang berhubungan dengan IPTEK. Di sekolah/lembaga pendidikan materi-materi yang diajarkan lebih banyak hanya pada konsep-konsep dasar. Kurangnya  keahlian atau keterampilan yang diajarkan mengenai materi tersebut. Serta materi khusus mengenai aplikasi atau penerapannya dalam kehidupan.

Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan dorongan serta mengajak  pesera didik untuk menguasai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Menguasai IPTEK diperlukan agar umat Islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan baik. Islam menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu kifayah, yaitu jika ilmu-ilmu tersebut sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimia, fisika, industri penerbangan, biologi, teknik, dan lain-lain.

Dan sebaiknya, membekali peserta didik untuk dapat memiliki keterampilan yang memadai. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan keterampilan dan keahlian merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT. Sebagaimana penguasaan IPTEK, Islam juga menjadikan penguasaan keterampilan sebagai fardlu kifayah, yaitu jika keterampilan tersebut sangat dibutuhkan umat, seperti rekayasa industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya.

Rabu, 27 April 2011

Cramer -->Aturan Cramer (Cramer's Rule)

Aturan Cramer, dimukan oleh Gabriel Cramer (1704-1752). Ia adalh seorang ahli matematika Swiss. Meski Cramer tidak digolongkan sebagai ahli matematika terbesar pada zamannya, tetapi kontribusinya sebagai pemilah gagasan-gagasan matemtika telah memberinya tempat terhormat dalam sejarah matematika. Cramer melakukan banyak perjalanan dan bertemu dengan banyak ahli matematika terkemuka pada masa itu.

Hasil karya Cramer yang paling dikenal adalah Introduction a l'analyse des lignes courbes algebriques (1750), yang merupakan studi dan klasifikasi kurva-kurva aljabar di mana aturan Cramer muncul pada lampirannya. Meskipun aturan ini menggunakan namanya, tetapi berbagai gagasan telah dirumuskan sebelumnya oleh banyak ahli matematika. Namun demikian, catatan penting Cramerlah yang membantu memperjelas dan mempopulerkan teknik ini.

Kematiannya pada usia 48 tahun disebabkan kerja terlalu keras dan kecelakaan akibat terjatuh dar kereta. Cramer adalah orang yang baik dan menyenangkan dan mempunyai minat yang luas. Ia bekerja pada kantor pemerintah dan berpartisipasi di angkatan bersenjata di bagian artileri dan kegiatan pembentengan pemerintah. Ia juga menjadi instruktur bagi para pekerja mengenai teknik perbaikan katedral dan melakukan penggalian peninggalan katedral. Cramer menerima banyak gelar kehormatan untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.

Referensi(Howard Anton, Chriss Rorres, 2004, Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi Ed.8/Jilid 1, Erlangga., Jakarta)

Karl Frederich Gauss (1777-1855)

Gauss adalah seorang ahli matematika dan ilmuwan dari Jerman. Yang kadang-kadang dijuluki "Pangeran Para Ahli Matematika", disejajarkan dengan Isaac Newton dan Archimedes sebagai salah satu dari tiga ahli matematika terbesar yang pernah ada. Dalam seluruh sejarah Matematika, tidak pernah ada seorang anak yang begitu cepat berkembang, sebagaimana Gauss--yang dengan usahanya sendiri menyelesaikan dasar aritmatika sebelum ia dapat berbicara. Pada suatu hari, saat ia bahkan belum berusia tiga tahun, melalui cara yang dramatis orang tuanya mulai menyadari kejeniusan Gauss. Ketika itu, ayahnya tengah menyiapkan gaji mingguan untuk para buruh bawahannya, dan Gauss memperhatikan diam-diam dari pojok ruangan. Setelah perhitungan yang panjang dan membosankan, Gauss tiba-tiba memberitahukan ayahnya bahwa terdapat kesalahan dalam perhitungannya dan ia memberikan jawaban yang benar, yang diperolehnya hanya dengan memikirkannya (tanpa menulisnya). Yang mengherankan orang tuanya adalah setelah diperiksa ternyata perhitungan Gauss benar!!

Dalam disertasi doktoralnya, Gauss memberikan bukti lengkap pertama teori-teori dasar aljabar yang menyatakan bahwa setiap persamaan polinomial memiliki solusi sebanyak pangkatnya. Pada usia 19 tahun ia menyelesaikan masalah yang membingungkan Euclid, menggambarkan poligon 17 sisi di dalam lingkaran dengan menggunakan jangka dan kompas; dan pada tahun 1801, pada usianya yang ke-24 tahun, ia mempublikasikan karya terbesar pertamanya, Disquisitiones Arithmeticae, yang dipandang banyak orang sebagai salah satu prestasi paling brilian dalam matemtika. Di dalam makalah itu Gauss melakukan sistematisasi studi dari teori bilangan (sifat-sifat bilangan bulat atau integer) dan merumuskan konsep-konsep dasar dari hal tersebut.

Di antara prestasinya yang banyak sekali, Gauss menemukan kurva Gaussian atau "kurva bentuk lonceng" yang merupakan dasar teori probabilitas, memberikan interpretasi geometrik pertama mengenai bilangan kompleks dan mengembangkan peran pentingnyadalam matematika, mengembangkan metode-metode karakterisasi permukaan secara intrinsik dengan menggunakan kurva-kurva yang dikandungnya, mengembangkan teori pemetaan konformal (angle presarving) dan menemukan geometri non-Euclidean 30 tahun sebelum gagasan itu dipublikasikan oleh orang lain. Dalam bidang fisika ia memberikan sumbangan yang besar terhadap teori lensa dan gerakan Kapiler, dan bersama Wilhelm Weber ia melakukan pekerjaan penting dalam bidang elektromagnetisme. Gauss menemukan heliotrop, magnetometer bifilar dan elektrograf.

Gauss adalah orang yang sangat religius dan aristokratik dalam kesahajaannya. Ia dengan mudah menguasai bahasa-bahasa asing, sangat senang membaca dan meminati bidang mineralogi dan botani sebagai hobi. Ia tidak suka mengajar dan biasa bersikap dingin dan tidak mendukung terhadap ahli-ahli matematika lainnya, kemungkinan ini karena ia telah mengantisipasi kerja mereka. Dikatakan bahwa jika saja Gauss mempublikasikan semua penemuannya, maka matematika saat ini akan lebih maju 50 tahun. Tak diragukan lagi bahwa ia adalah ahli matematika terbesar dalam era modern. http://www.wiley.com/college/anton.

Rabu, 30 Maret 2011

Matematikawan Dunia Arab

Umar Khayyam

'Umar Khayyam (18 Mei 1048 - 4 Desember 1331), dilahirkan di Nishapur, Iran, Nama aslinya adalah Ghiyaatsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyaani Nisyaabuuri. Khayyaam berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia.

Sang Matematikawan: Pada masa hidupnya, ia dikenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaludin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenesis, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki oleh Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918). Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.

Sang Astronomi: Pada 1073, Malik-Syah, Penguasa Ishafan, mengiundang Kayyaam untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuan terkemuka lainnya. Akhirnya, Kayyaam dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mrngukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi Astronominnya. Ia pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.

Omar Khayyaam, penulis dan penyair: Omar Khayyaam kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis seribu puisi 400 baris. Di dunia berbhasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubaiyat of Omar Khayyam dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883). Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubaiyatnya (rubaiyat berarti "kuatrin"), tetapi terjemahan Fitzgerald yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.

http://id.wikipedia.com/wiki/Umar_Khayyam.htm